Lahang atau tuak minuman ini dulu populer di kalangan masyarakat Sunda. Kini seiring perkembangan jaman, muncul beragam minuman di kalangan masyarakat yang lebih modern membuat keberadaan Lahang semakin terkikis.
Selain mungkin peminatnya yang berkurang, bahan baku yang semakin sulit dicari, cara menyadap pohon Aren sendiri memutuhkan teknik khusus, jika tidak punya keahlian, salah-salah malah bukannya mendapatkan kualitas Lahang bagus, justru malah mendapatkan hasil Lahang yang asam.
Biasanya, petani Aren harus berangkat sangat awal supaya Aren yang akan disadap kesegarannya terjaga, kalau terlambat air aren akan mengalami fermentasi dan berubah menjadi tuak, ditambah lagi minuman Lahang tidak berumur panjang, jadi biasanya dijual fresh
Lahang terbuat dari sadapan pohon aren, tidak heran jika airnya berasa manis alami. Apalagi jika diminum dingin saat siang hari matahari bersinar terik, Pedagang lahang biasanya membawa minuman Lahang dengan lodong bambu sebagai tempat menyimpan Lahangnya.
Ujung lodong disumbat dengan ijuk kelapa serta kerakas daun pisang agar Lahang terbebas dari debu dan sebagai alat penyaring alami ketika hendak dituang ke gelas pembeli, selain itu minuman ini juga dapat meningkatkan stamina disaat kita sedang kelelahan
0 komentar:
Post a Comment