Bogor, saat ini mungkin terkenal dengan kota satu juta angkotnya yang berwarna hijau ditambah Kebun Raya yang menampung pohon-pohon besar ditanam oleh para Kolonialis serta Imperialis seperti Raffles. Namun jangan salah Bogor sempat menjadi kota dambaan para menir Belanda untuk melepas lelahnya dan Bogor adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Kota ini terletak 59 km sebelah selatan Jakarta, dan wilayahnya berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor. Dahulu luasnya 21,56 km², namun kini telah berkembang menjadi 118,50 km² dan jumlah penduduknya 949.066 jiwa (2010).
Bogor dikenal dengan julukan kota hujan, karena memiliki curah hujan yang sangat tinggi. Kota Bogor terdiri atas 6 kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah 68 kelurahan. Pada masa kolonial Belanda, Bogor dikenal dengan nama Buitenzorg (pengucapan: boit'n-zôrkh", bœit'-) yang berarti "tanpa kecemasan" atau "aman tenteram.
Bagaimana tidak pada masa kolonial para menir-menir yang datang dari Belanda nun jauh disana sangat senang bila tinggal di Buitenzorg (Bogor sekarang) kota yang memiliki kesejukan yang sangat halus an panorama pegunungan serta air yang berlimpah ruah hadir di kota hujan tersebut.
Akan tetapi dimanakah para menir-menir itu menginap untuk melepaskan rasa lelahnya saat datang ke kota hujan tersebut, ada tiga hotel yang paling terkenal pada saat itu yang menjadi favorit para bule Belanda ini dia :
Hotel Du Chemin de Fer 1890 |
0 komentar:
Post a Comment