gambar : meetdoctor.com |
Isu pemanasan global sudah lama didengungkan para peneliti dan pemerhati lingkungan. Dampak meningkatnya temperatur rata-rata bumi akibat akumulasi panas di atmosfer bisa dilihat dari mencairnya es dikutub, perubahan siklus hidup sejumlah flora dan fauna, serta iklim regional dan global.
Bahkan menurut data suhu rata-rata di Jakarta dan sekitarnya berangsur naik dari 32 derajat Celcius sampai 39 derajat Celcius, parahnya pemanasan global tidak hanya berdampak kepada lingkungan tapi juga kesehatan.
Badan Kesehatan dunia WHO menyebutkan bahwa banyak muncul penyakit infeksi akibat perubahan lingkungan. Di Amerika, Eropa, dan Asia mulai timbul penyakit-penyakit yang disebabkan bakteri. Penyakit itu kemudian menjadi wabah karena penularannya mudah.
Misalnya, korban penyakit akibat gigitan nyamuk demam berdarah dan malaria yang meningkat tiap tahunnya diwilayah tropis , termasuk Indonesia. Menurut Dr. Gordon Tomaselli kepala bagian kardiolgi dari John Hopkins University, kerak atau lemak dalam darah terproduksi lebih cepat saat udara panas.
gambar : silontong.com |
Hal itu yang meningkatkan resiko pengerasan arteri (arterosklerosis) masalah ini juga sudah dicermati dokter-dokter jantung di Indonesia salah satunya pada Jamaah Haji yang berrangkat ke Mekah untuk sering-sering meminum air putih guna menjaga jantung mereka, Hal ini dikatakan oleh dr. Andang Joesoef, SpJP dokter spesialis jantung Rumah Sakit Harapan Kita.
Udara panas seperti di Mekkah mengakibatkan penguapan suhu badan tinggi sehingga timbul penggumpalan darah dan penggumpalan darah ini bisa mengakibatkan masalah, terutama pada jantung dan bagian vital lainya.
Jadi mari lindungi jantung kita dengan berhenti merokok, menggurangi makanan berlemak, dan jangan lupa menjaga lingkungan untuk memperlambat efek Pemanasan Global.
0 komentar:
Post a Comment