• Latest News

    October 15, 2014

    Cinta Gak Kenal Syarat #2




    Penulis
    Siti Nurasyalma Syahbaniah Putri

    Jacob, dia adalah pria yang aku kagumi disekolah. Bisa dibilang dia adalah alasan ku ingin masuk kesekolah ini. Sudah lama aku mengagumi dia,bukan hanya dari ketampanan nya saja,tapi dari sikap dia yang sopan,dan juga baik. Hampir semua teman sekelas ku tahu kalau aku suka sama dia,tapi sampai saat ini Jacob tidak pernah mengetahui itu. Mungkin karna sikap Jacob yang terlalu jutek dengan wanita.

    Sekarang yang aku pikirkan adalah omongan Caitlin barusan, ada gadis yang sering mengirimin Jacob surat? Siapa gadis itu? Apa mungkin disekolah ini ada yang suka sama Jacob selain aku? Aku rasa tidak. Aku menelengkan kepalaku kesatu sisi dan menatapnya skeptis. "apa diwajahku terlihat raut kecemburuan?" cibirku sambil menunjuk wajahku sendiri. Oh demi saus tartar, aku tidak suka sekali ada orang menyebalkan ini disini. Bagaimana kalau Jacob lebih memilih gadis misterius itu dibandingkan aku,yang sudah lama suka sama dia dan gadis itu lebih beruntung dari ku? Argh..... itu menyebalkan!

    Ku lihat Caitlin memutar kedua bola matanya. “ hey shay! are u okay?”

    “yeah” jawabku singkat

    “baiklah. Bolehkan aku meminjam ponselmu,shay? ponsel ku tertinggal dirumah.” Tanpa berbasa-basi, aku langsung mengulurkan ponselku padanya.

    “thanks” ucapnya lantas mengambil ponselku

    Aku hanya melirik nya,dan kembali fokus mendengarkan lagu. Dan tak lama kemudian bel masuk pun bunyi,pertanda pelajaran akan dimulai.

    Dua jam pun berlalu,pelajaran sudah selesai. Dan berhubung hari ini ada rapat guru anak-anak pun diperkenankan pulang cepat.

    Aku segera keluar kelas dan menghubungi Harry untuk memberitahu kalau aku pulang lebih awal karna ia sudah berjanji akan menjemputku.

    Harry adalah temanku,namun Harry menganggapku lebih dari sebatas teman,ya.. Harry sudah lama suka dengan aku,tapi aku tak pernah merespon nya karna aku terlalu terobsesi dengan Jacob sampai-sampai aku tidak memberikan sedikit pun prasaanku kepada harry yang jelas-jelas sudah membuktikan rasa sayangnya kepada ku.

    Setengah jam pun berlalu dan Harry belum juga datang. Padahal jelas-jelas aku sudah mengatakan kalau hari ini aku pulang cepat. Oke, sabar shay! mungkin dia hanya sedikit terlambat. Lagipula bagus kalau Harry datang terlambat selagi Jacob masih ada disekolah,latihan basket.

    “kau menunggu siapa Shay?” tanya Caitlin memecahkan keheningan.

    “Harry” jawabku dengan singkat dan sinis. “lalu kamu sedang apa kamu disini? Kenapa tidak pulang?” tanyaku yang secara halus mengusirnya.

    “menunggu sampai ada yang menjemputku” jawab Caitlin dengan santai.

    Setelah itu,kami saling terdiam. Setengah jam berikutnya terlewati dan Harry belum juga datang. Sekitar lima belas menit setelahnya Tante Veline (mama nya Caitlin) datang menjemput Caitlin.

    “kau tidak pulang?” tanya Caitlin sebelum memasukin mobilnya. Aku hanya menggelengkan kepala ku.

    “baiklah,aku pulang duluan ya bye.” Dia lantas pergi.

    Baguslah,tinggalkan aku sendiri disini untuk terus menunggu Harrry.

    Aku melirik jam tangan ku untuk kesekian kalinya. Aneh, ini sudah lewat dua jam dari waktu aku menghubungi Harry. Tidak ada tanda-tanda bahwa Harry akan datang menjemputku.

    Huft... capek sekali !

    Oke, ini sudah kelewatan. Sudah tidak terhitung berapa kali sudah aku melihat jam tanganku. Kalau saja dia makhluk hidup, mungkin jam tangan ini sudah protes karna aku selalu memperhatikannya. Aku mengeluarkan suara erangan tertahan dari mulutku kemudian menyambar ranselku dan berjalan pulang. Sepanjang jalan, tidak henti-hentinya aku berdecak kesal karna hal ini. Harry tidak datang tanpa mengabariku sama sekali.

    Sesampainya aku dirumah aku langsung masuk kekamar dan mengambil gitar kesayanganku untuk meredakan semua emosi ku karna Harry. Aku pergi ke taman depan rumah untuk bermain gitar,ditengah-tengah keramaian orang-orang yang sedang bersantai bersama sanak keluarganya, Aku memetik senar gitarku dengan irama-irama asal. Orang yg berlalu lalang disekitarku melihatku dengan berbagai tatapan berbeda arti tidak lagi kuhiraukan. 


    Yang aku pikirkan sekarang hanyalah cara agar aku tetap terhibur. Tidak lama setelah itu, hujan turun. Aku berhenti memainkan gitarku dan kudirikan disebelahku. Kemudian aku berdiri ditepi halte sambil sesekali tanganku menengadah mendapati rintikan air hujan yg jatuh dari atap halte ini. Tubuhku pun sedikit basah karna ada beberapa bagian atap yg berlubang. Ditambah lagi angin kencang yg membawa uap-uap air hujan menerpa tubuhku. Menambahku kian kuyup dan menggigil kedinginan. Hari ini, semuanya lengkap.

    "eh, sudah tau hujan deras kenapa tidak pulang?" Seseorang berbicara padaku dengan suaranya yang terdengar membentak. Kepalaku yang semula tertunduk, praktis kutegakan untuk melihat orang itu. Harry? Bagaimana dia ada disini?

    “darimana saja kamu? Aku nungguin kamu lama sekali tapi kamu tidak datang sampai akhirnya aku pulang sendirian!” ketusku. Kemudian aku berdiri menatapnya skeptis.

    “aku minta maaf shay, tadi aku keperluan mendadak dan ponsel ku tertinggal di kamar jadi aku tidak bisa menghubungi mu. Maafkan aku shay aku jadi tidak akan mengulanginya lagi” Harry meminta maaf padaku sambil memegang tangan ku.

    Setelah mendengar alasannya akupun luluh dan memaafkan Harry,walaupun aku masih agak sedikit kesal dengannya.

    "Shay?" ujar Harry. Aku menengadahkan kembali kepalaku. Memberanikan diri untuk menatapnya lagi. Sebelum meneruskan, kulihat ia menghela nafasnya. “mulai sekarang aku janji akan terus mencintaimu,menyayangimu,dan aku berusaha untuk slalu ada disampingmu apapun yang terjadi,aku tulus sayang dan cinta sama kamu walaupun aku tahu itu semua takkan berbalas,karna kamu hanya mencintai Jacob. Iya kan?” ucapnya yg membuatku sontak tertegun kaget mendengar pernyataannya. Tapi mulutku seolah terkunci hingga tidak bisa menanggapi apa-apa selain berekspresi kebingungan. Lantas, ia melepaskan begitu saja payung yg melindungi tubuhnya. 

    Air hujan pun membasahinya kemudian ia berjalan memeluk tubuhku. Aku masih terdiam selama ia memelukku. Bahkan untuk membalas pelukannya saja, aku tidak bisa. Aku tidak tau harus bagaimana? Hingga akhirnya aku memilih diam dan membiarkan ia terus mendekapku makin erat. Bahkan sangat lama.

    *skip

    (dirumah shay)

    “Harry?” aku memanggilnya,membuat ia menoleh kearahku.

    “kenapa?” tanya nya

    “kau yakin dengan apa yang kamu ucapkan tadi ditaman?”

    “aku sangat yakin,karna sudah lama memendam prasaan itu. Tapi aku tidak akan memaksa mu untuk memiliki prasaan yang sama dengan ku,justru aku akan membantu mu untuk bisa memiliki Jacob,jika itu bisa membuat mu bahagia akupun akan ikut bahagia” Harry menyunggingkan sebuah senyum. Kepalanya yg semula terbaring diatas bantal, kini bersandar diatas pundakku. Demi apapun juga yg sangat diagungkan, aku benar-benar bahagia saat ini. Karna begitu sangat pengertian sampai-sampai ia ingin membantu ku untuk bisa memiliki Jacob.

    “apa yang membuat mu jatuh cinta pada Jacob?” tanya Harry

    “mencintai seseorang tidak butuh alasan,kan?” cibirku

    "aku bahagia, Shay! Cukup biarkan aku terus mencintaimu saja, aku sudah sangat bahagia. Terima kasih." Gumam Harry sambil terus memandangi ku lekat. Sampai akhirnya Harry pun terlelap dengan sendirinya.

    Pagi ini aku membuatkan sarapan nasi goreng untuk Harry. Ketika kutinggalkan, kulihat ia masih tertidur pulas disofa. Ternyata saat aku kembali, ia terlihat sedang memainkan ponselnya. Melihatku datang, ia tersenyum. Kuletakan sepiring nasi goreng buatanku itu diatas pangkuannya.

    “kau membuatkan ini untuk ku?” tanyanya sambil merekahkan senyumannya.

    “hm iya.. aku tidak jago masak,tapi dicoba saja dulu” Harry lantas mulai melahapnya. Ia mengekspresikan rasa melalui raut wajahnya.

    “ini makanan terenak yang pernah aku makan! Ayo kamu coba,buka mulutmu shay” puji Harry setelah mencicipi nasi goreng buatan ku,sambil mengulurkan makanannya kedepan mulutku.

    “hanya nasi goreng saja.” ucapku merendahkan diri. Harry menyeringai kemudian menyuapiku . Sepiring nasi goreng itupun habis oleh kami berdua. Oke, ini kebahagiaan yg lengkap. Harry tidak perlu berkata apa-apa tapi aku sudah tau bahwa ia juga sebenarnya mencintaiku. Hanya saja, aku masih ragu. Ada beberapa alasan utama. Yaitu karna aku mencintai Jacob. Harry memang tulus mencintaiku. Namun ia hanya harus lebih cukup berani untuk meyakinkan itu padaku.

    “oh yaampun” aku kaget setelah melihat notes diponselku.

    “ada apa shay?” tanya Harry dengan heran

    “hari ini ulang tahunnya Jacob. Aku harus menyiapkan sesuatu sebagai hadiahnya.” jawab ku dengan muka kebingungan memikirkan apa yg harus aku berikan.

    “bagaimana kalau jam tangan?” ujar Harry memberikan usul

    “jam tangan? Aha ide bagus!”ucapku dengan semangat.

    “yasudah,ayo kita ke mall untuk membeli nya!” seru Harry. Akupun beranjak ke kamar untuk bersiap-siap.

    Silahkan Nyambung #3
    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Cinta Gak Kenal Syarat #2 Rating: 5 Reviewed By: BS
    Scroll to Top