Partai Keadilan Sejahtera (PKS) didirikan pada tanggal 20 Juli 1998. Sebelum menjadi PKS nama awal dari partai ini adalah Partai Keadilan (PK). Didirikan pada saat konferensi pers di Aula Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta. Presiden pertama partai ini adalah Nurmahmudi Isma'il.
Profil Partai Keadilan Sejahtera (PKS)
Diawal manufernya, PK (waktu itu) mendapatkan tawaran Kursi pemerintahan di Kementerian Kehutanan dan Perkebunan (Hutbun) dari Presiden KH. Abdurrahman Wahid dengan Nurmahmudi Isma'il (Presiden PKS Saat itu) sebagai calon Menteri.
Atas pinangan itulah, Nurmahmudi mengundurkan diri sebagai Presiden Partai kemudian digantikan oleh Hidayat Nur Wahid yang terpilih tanggal 21 Mei 2000. Tanggal 3 Agustus 2000 Delapan partai Islam (PPP, PBB, PK, Masyumi, PKU, PNU, PUI, PSII 1905) menggelar acara gelar pendapat dan silaturahmi partai-partai Islam di Masjid Al-Azhar dan meminta Piagam Jakarta masuk dalam Amandemen UUD 1945.
Akibat adanya UU Pemilu Nomor 3 Tahun 1999 tentang syarat minimal keikut sertaan suatu Partai Politik dalam Pemilihan Umum selanjutnya (electoral threshold) 2 persen, maka PK harus merubah namanya agar dapat mengikuti Pemilihan umum berikutnya. Akhirnya tanggal 2 Juli 2003 Partai Keadilan Sejahtera (PK Sejahtera) menyelesaikan semua proses verifikasi di Departemen Kehakiman dan HAM di tingkat Dewan Pimpinan Wilayah hingga Dewan Pimpinan Daerah. Setelah itu, PK bergabung dengan PKS karena merger inilah seluruh anggota dewan PK masuk di partai politik yang baru yaitu PKS.
PKS selama ini dikenal keterkaitan dengan gerakan Ikhwanul Muslimin yang berbasis di negara Mesir. Keterkaitan ini muncul karena tokoh-tokoh pentingnya bersekolah di sekolah-sekolah Ikhwanul muslimin. Hal ini dikuatkan dengan pembenaran yang diutarakan oleh pendiri partai ini sendirik Yusuf Supendi.
Dia mengutarakan bahwa, pendanaan Partai disuplay oleh partai-partai yang memiliki ideologi yang sama di Timur Tengah. Tidak main-main, pendanaan itu mencapai 90% dari total pendanaan yang ada. Tetapi, Ketua Dewan Syariah, Surahman Hidayat menegaskan, bahwa PKS hanya mempunya tujuan yang sama dengan Ikhwanul Muslimin yang bergerak di daerah timur tengah.
Klaim Surahman ini mempertegas bahwa PKS bukanlah perpanjangan tangan dari organisasi ataupun partai politik tersebut. Surahman malah mempertegas bahwa PKS adalah penerus dari Perjuangan Masyumi.
Partai Keadilan Sejahtera, terkenal sebagai salah satu partai yang lantang dan sangat vokal dalam memperjuangkan kemerdekaan PKS. Beberapa aksi PKS untuk menggelar simpati untuk kemerdekaan Palestina seperti dengan melakukan demonstrasi. Tak jarang pula PKS juga mengecam negara yang tidak mendukung kemerdekaan PKS.
Tetapi, di beberapa tahun terakhir terjadi kontroversi – kontroversi yang dilakukan oleh pimpinan PKS. Antara lain kasus suap daging impor yang melibatkan Presiden PKS, Luthfi Hasan. Tidak hanya itu, PKS yang notabene adalah partai koalisi justru menentang kenaikan harga BBM. Hal itu dilakukan oleh PKS demi menarik simpati publik. Karena kredibilitas Partai yang semakin menurun.